Jumat, 27 Juli 2018

Biopsi Hati

Fakta Biopsi Hati

Selama hampir satu abad, dokter telah menggunakan biopsi hati untuk membantu mendiagnosis penyebab dan menilai keparahan penyakit hati pasien mereka. Biopsi hati melibatkan penghapusan jaringan kecil dari hati. Potongan jaringan itu kemudian dikirim ke laboratorium patologi untuk analisis.

Alasan Prosedur Biopsi Hati

    Dokter biasanya menggunakan serangkaian tes darah dan pencitraan yang luas (misalnya, CT, MRI scan) dalam upaya untuk mendiagnosis penyakit hati pasien. Dalam beberapa keadaan, tes-tes itu tidak mengarah ke diagnosis. Biopsi hati adalah alat utama dalam membantu dokter membuat diagnosis yang benar dari penyakit hati yang mendasari pasien.

    Dalam beberapa keadaan, riwayat klinis pasien, tes darah, atau penelitian pencitraan mungkin sangat menyarankan diagnosis tertentu. Biopsi hati digunakan untuk mengkonfirmasi kecurigaan klinis dokter. Ini sangat penting mengingat fakta bahwa banyak penyakit hati membutuhkan terapi seumur hidup. Membuat diagnosis yang benar sangat penting sebelum melakukan perawatan jangka panjang pada pasien dengan obat tertentu.

    Dalam keadaan lain, hasil tes darah mungkin menunjukkan adanya dua penyakit hati pada pasien yang sama pada saat yang sama (misalnya, hepatitis alkoholik serta hepatitis C kronis). Dengan demikian, hasil biopsi hati dapat mengklarifikasi apakah seorang pasien menderita satu atau dua penyakit.

    Hasil biopsi hati dapat digunakan untuk memantau efektivitas terapi. Sebagai contoh, seorang pasien yang menjalani terapi medis jangka panjang untuk hepatitis autoimun mungkin memerlukan biopsi hati lanjutan untuk menentukan apakah terapi berhasil atau tidak untuk menekan hepatitis.

    Biopsi hati juga dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan kondisi pasien. Sebagai contoh, riwayat klinis dan tes laboratorium pasien mungkin menunjukkan diagnosis hepatitis C kronis (CHC). Pengetahuan tentang keparahan hepatitis C kronis pasien akan membantu menentukan apakah pasien membutuhkan terapi segera atau apakah terapi dapat ditunda ke kemudian hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar